Jumat, 29 Februari 2008

Teruntuk : A little Family "Azzahro " (hikmah bag 2 )

Teruntuk : Alittle family “zahro”( hikmah bag 2 )

Entah kenapa ingin menuangkan pada sebuah tulisan.

Terkadang jika mengingat sebuah tulisan yang pernah saya baca sehbat apapun ucapan ataupun tulisan, ia akan tetap kalah dengan sebuah tindakan. Kerja keras dan disiplin mampu melukiskan ribuan kata kata.sepakat…..?Membuat ku ingin berhenti menulis, dan diam tak berkata, cukup buktikan dengan tindakan…. Tapi ini berbeda jika berprinsip pada berkatalah yang baik atau diam, maka pilihlah berkata baik. Semoga tulisan ini , memang semata mata mengingatkan diri sendiri dan merupakan perkataan yang baik untuk saling menasehati dan mengingatkan.

Apakah merasakan diri ini sebagai seorang aktivis, bertebaran diberbagai agenda agenda dakwah kampus. Menjadi pioner dalam dakwah ……, bagaimanakah ketika berbalik pada tempat singgah kos kita? Ya Diriwayatjkan dari Abu Dzar r.a berkata, Rosulullah SAW. Bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, iringilah kejelekan dengan kebaikan yang akan menghapuskanya dan bergaulah dengan sesame manusia dengan akhlak yang baik”. Semoga kita senantiasa mampu memenuhi kewajiban kita kepada Allah, kepada diri kita dan kepada sesame saudara disekitar kita.

Sebuah refleksi diri sendiri, bagaimana diri ini menyiapkan bekal ketika mau melangkah keluar dari pintu kos . Doa, dzikir pagi, hafalan , sholat subuh jamaah atau tahajud ,ataukah masih meninggalkan negative thinking pada sesama saudara. Ataukah ada rasa penyesalan mendalam , karena kita memang masih sering menyempatkan waktu kita untuk tidur b’ada subuh sehingga kesiangan dan mengacaukan aktivitas dalam 1 hari kita.Semoga tidak, sehingga langkah kaki kita akan lebih tenang.untuk menjalani aktivitas kita. Bagaimanakah yang terjadi sebenarnya? …ya kita .masih senantiasa butuh perbaikan tiap harinnya, butuh ada yang mengingatkan dan butuh iltizam yang kuat untuk bersungguh sunnguh memperbaikinya. Seperti yang dikatakan Umar Bin Khatab r.a bahwa “suatu masyarakat yanag kehilangan keseimbangnya manakala ada gejala berikut, ada orang orang saleh yang lemah dan tidak berdaya serta ada orang yang jahat yang kuat dan perkasa “ InsyAllah semoga ini tidak berlaku untuk komunitas zahro, semoga kita digolongkan oleh Allah orang –orang yang shaleh nan perkasa , sehingga kita tidak akan membiarkan saudara yang lain dalam kefuturan.Ide ungkapan hiperbolis, ketika sudah keluar dari pintu zahro beberapa meter, warga zahro sudah milik umat ya ;D….milik umat bukan zahroers lagi. Cos sudah bertebaran dimuka bumi he…he

Sebuah tulisan yang memang berawal untuk diri sendiri ….

Apakah ini Realita dikos, ketika mendapatkan sebuah pertanyaan, bagaimanakah keadaan saudara kita yang lain?terkadang kita tidak mampu menjawabnya, karena terlalu sibuk dengan pikiran dan aktivitas kita. Ataukah kita memang tidak bisa mengoptimalkan kepekaan perasaan kita untuk saudara lain Terkadang untuk sekedar tahu keberadaanya dimana?mabit dimana,?sakit atau tidak ? karena terdengar suara batuk atau pileknya, atau sekedar tahu ada dikamar atau tidak ? kita tidak mengetahuinya. Apalagi bisa mengetahui sejauhmana saudara kita membutuhkan keberadaan kita, dimana kita singgah dalam satu atap.

Adakah rasa kerinduan pada saudara kita? ketika lama tak bersua ataupun sekedar menyapa ataupun terkadang sekedar melihatnya ketika masuk kamar?Kerinduan yang menyaratkan akan adanya benih benih ukhuwah yang tumbuh dalam hati hati kita. Ya , walaupun terkadang ukhuwah bukan berasal dari manisnya ucapan seorang dibibir ataupun dalam seringnya sebuah perjumpaan /pertemuan, tapi ukhuwah ada dalam ingatan sesorang dalam tiap tiap doanya.

Dalam keengganan beretorika untuk pembelaan sikap atas diri sendiri, pastilah seringkali berakhir pada sebuah penyesalan,ya karena memang itu sebuah keniscayaan. .Seringkali dalam keseharian, begitu banyak luka yang kita goreskan pada saudara lain, walaupun dengan kanvas yang begitu tipis , terkadang begitu sakit untuk orang lain. Ketika dalam batas batas kewajaran , akan memunculkan pemakluman atas sikap2 kita.

Ya Rabb , sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan kecintaan kepada Mu , bertemu untuk taat kepada Mu, bersatu dalam dakwah Mu. Dan berjanji setia untuk membela syariat Mu, maka kuatkanlah ikatan pertalianya, kekalkanlah kasih sayangnaya, tunjukanlah jalanya dan penuihilah ia dengan cahaya Mu yang tidak pernah redup……..

Dalam keteraturan sikap, kepekaan ataupun kelembutan hati hati kita pasti berbeda –beda. Akan tetapi sebuah kesamaan dalam diri kita adalah satu, yaitu perbaikan diri menuju perbaikan social, karena itulah batu pijakan dalam dakwah. Sunguh dalam perjalananya hidup kita,dulu….. masa sekarang ini….kelak nanti …..akan menjadi sebuah stasiun kenangan yang memiliki perbedaan dimensi hidup yang berbeda. Ya semoga kita senantiasa berada pada grafik kurva yang linear,dimana perubahan yang ada akan selalu mengalami peningkatan walaupun terkadang naik turun. Ya itulah fungsi keberadaan kita saudara sesama muslim yaitu saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Dalam referensinya tarbiyah mengenalkan kata muwashofat untuk berusaha memperoleh gradient 1 dalam kurva perjalanan hidup ini. Dalam zahro pun, harapanya terdapat pula muwashofat dzatiyah ( kultur/ karakteristik individu ) dan muwashofat ijtimaiyah ( kultur/karakeristik social ) yang ingin dibentuk.Terasa berat dalam aplikasinya memang, wahhhhhhhhhh diri ini masih sangatttttttttttttttttttttttttttttt jauh dari unsure/nilai pembentuk kesempurnaa akhlak seorang muslim.Ketawazunan dalam diri pribadi saja masih sangat sulit, apalagi beranjak pada kultur social.Seringkali tawazun untuk kepentingan umat mungkin seperti piket ataukah sekedar berbenah jika ada yang tidak beres pada urusan kos, begitu sulitnya untuk dilakukan, karena memang butuh pengorbanan sendiri.Ehm…teringat saat dulu, pengalaman dengan seorang ukhti alumni azzahro, karena melihat cucian yang masih menumpuk diember keburu berangkat kuliah, beliau mau menjemurknya tanpa tahu siempunya dan keikhlasanya mau membereskan, mengepel kamar saudarnya yang lain karena beliau melihat cukup berantakan.Intropeksi dalam diri, keteraturan pengorbanan dengan keikhlasan memang butuh waktu, tidak instant. Seperti sipenulis merasa begitu lamanya proses yang harus dilalui untuk melekatkan muwashofat ijtimaiyah dalam aplikasi amalnya di zahro.Kebersamaan dalam berbenah menguatkan diri diri ini untuk senantiasa menjaga keteraturan amal jamai, teringat kebersamaan dulu dalam kerja bakti zahro …subhanallah begitu terasa ….kesamaan tekad untuk sebuah perbaikan demi kebersihan dan kerapian. Sedangkan dalam muwashofat dzatiyah aspek fikriyah, teringat pada agenda tahsin bersama ,riyadus sholihin bareng, juga ta’lim yang sempat menghadirkan pembicara dari luar dan agenda bersama untuk datang ke majelis ta;lim ( kajian red ).Dalam aspek jasadiyah forum rihlah riyadhoh ,silaturahim menjadi salah satu bentuk untuk menguatkan ikatan ikatan hati kami.

Ayo berbenah , perbaiki zahro, zahro semerbak penuh cinta…:D

AlHasan berkata, Sesungguhnya seorang hamba akan tetap dalam kebaikan selama memiliki penasehat ‘pribadinya’ dan muhasabah menjadi keinginanya.

Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya tiap tiap jiwa melihat apa yang telah dilakukanya untuk hari esok. ( Q.S Al Hasyr ;18 )

Begitu berat menuliskan , karena sungguh kebencian Allah sangat besar terhadap apa apa yang kamu katakan tapi tidak kamu kerjakan.Semoga senantiasa dikuatkan.