Kamis, 18 Juni 2009

Profesor gondrong berhati ulama????
tulisan lama yang pernah meninspirasi.Meminjam istilah anis judul tulisan ini....maaf teman saya tertarik banget am judulnya
Yup ...imajinasi saya membayangkan dia sosok seorang yang ada dilaboratorium terus, sampai2 terlihat penampilanya yang nyentrik (salah satu ciri khasnya dia rambutnya gondrong, celananya nyongklang, jenggoters, dll. Suatu waktu sy temui dia jadi pembicara diseminar Energi Alternatif dan lain waktu saya temui dia sedang ngisi diacara pelatihan “Training Sholat Khusyu”…Terserahlah bisa dibayangkan sesuka kalian
Teringat akan sebuah novel judulnya “Area X” yang futuristic dan membuat para pembaca mengimajinasikan seperti apkah masa depan itu, sedikit ditambahi dengan penuturanya tentang sebuah rekayasa “kota masa depan” yang berteknologi canggih. Ehm… Itukah yang disebut dengan ilmuwan perancang masa depan??bukan jawabku….
Selama ini, Profesor identik dengan ilmuwan benarkah? Tapi baiklah, saya mencoba mengrhkan bahwasanya Ilmuwan adalah orang yang mempraktekan sains, membuat penemuan2 baru dan bekerja untuk mengungkap rahasia alam semesta dan juga orang2 yang menyelidiki cita seni Tuhan secara mendalam dan mencoba mencari detail didalamnya. Itu sebabnya agama dan sains merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu professor ilmuwan juga akan membawa ilmunya untuk kemaslahatan umat, ilmunya akan dikaitkan dengan dallil2 baik aqli maupun naqli, hingga terbukti ilmu tersebut bersumber dari kebesaran dan keagungan Allah SWT. Ungkap Darwati Kartikasari (peneliti kimia S2 Depag )yg sempet penulis temui di lab Kimia FMIPA UGM dengan Natrium silikatnya.
Terkadang bicara wilayah eksperimen akan terhubung dengan para ilmuwan yang berhasil menciptakan sesuatu, tapi benarkah jerih payah, usaha, waktu bahkan puluhan tahun direlakan hanya untuk reputasi, peringkat.atau yang lain?? Ya bisa jadi karena materi….tunjangan atau popularitas dll….( kaya dosen mau diangkat jadi guru besar). Sungguh, ilmuwan yang percaya akan keesaan dan kemahakuasaan Allah tidak berorientasi terhadap keuntungan duniawi: seperti status, peringkat, reputasi, atau uang, maka usaha mereka dalam penelitian ilmiah bersifat tulus. Mereka tahu bahwa setiap misteri alam semesta yang mereka ungkap akan meningkatkan pemahaman umat manusia tentang Allah, sekaligus membantu manusia mengungkap kekuatan dan ilmu Allah yang tak terbatas. Albert Einstein, salah satu ilmuwan terpenting abad lalu, dikenal juga karena keyakinanya kepada Tuhan. Dia tidak ragu mendukung bahwa sains tidak akan ada tanpa agama. Sebagaimana yang dikatakanya: “Saya tidak bisa membayangkan ilmuwan sejati tanpa keimanan mendalam. Situasi ini bisa dinyatakan dengan gambaran:sains tanpa agama akan lumpuh.(Science,Philosopy and Religion, A Symposium, diterbitkan oleh Conference on Science, Philosopy and Religion in Their Relation to the Democratic Way of Life,Inc, New York, 1941) Subhanallah…Orang yang tidak beriman pada Allah saja menyadari, apalagi mahasiswa yang mengaku dirinya “aktivis dakwah kampus berintelektual tinggi” alias dai atau ustad????
Nah….klo kenapa professor harus berhati ulama?ya ulamalah (orang2 yang berilmu,ahli dzkir ) dan hanya sesosok dialah orang yang benar benar bisa takut pada Allah…
Kenapa ulama harus jadi professor?karena sungguh sangat lemah derajatnya disisi Allah ketika seorang ulama tapi ilmunya tidak bermanfaat…
Pikiran bisa Expert itu hal yang biasa , tapi sejoli hati dan akal itu menyatu baru luar biasa.
Analog professor yang tersibghoh ulama akan melahirkan Harun Yahya2 yang produktif dengan karyanya.
Analog professor yang tersibghoh ulama tidak akan ada” Eureka “ tapi Subhanallah…. Allahu Akbar dengan temuanya
Analog professor yang tersibghoh ulama tidak publish jurnal penelitianya di International Jurnal Scienec, tapi Islamic Jurnal of Science
Analog professor yang tersibghoh ulama tidak akan ada benalu yang tersiakan dari segala ciptaaNya
Analog professor yang tersibghoh ulama takan biarkan hikmah terambil terlebih oleh orang kafir atas segala keagungan dan kebesaranNya
Foot note.
catatan dalam saku setelah kepayahan menghadapi ujian fisdas dan ketidakjelasan sintesis MCM 41ku...jelang mau pergi kkn yang kayaknya bener2 penuh perjuangan..

Rabu, 17 Juni 2009

pembelajar sejati

seorang pembelajar sejati tidak akan pernah takut dengan hasil akhir .dia akan terus berproses..terus ikhtiar...dan terus...
walau orang lain menganggapnya ...agh..kenapa dia masih seperti itu...lama sekali dia naik tingkatnya (lm sekali tuk solekhnya,lm sekali dia kuliahnya, lm sekali...)
walau orang lain sempet juga berpikiran...muak dengan sikapnya yang kenapa masih seperti itu...g bisa totalitas berubah (dah ngaji berapa tahun...tp ilmunya, hafalanya,sikapnya blm juga signifikan bertmbh.)
walau orang lain juga kadang berpkir...apakah dia ga lelah terus seperti itu...benih kepesimisan terus ia lontarkan..(ya dia g pernah lelah dengan ikhtiarnya yang mungkin sangat lambat bagi orang lain..)
agh...enyahkan saja,hidup itu kita yang jalani ko...masuk liang lahat sendiri, hisab juga nunggu antri panggilan sendiri...semuanya sendiri...
terlalu capek memikirkan apa mau orang lain...capek...terlalu lelah kalo kita berbuat karena orang lain...capek...biarkan saja..Allah Maha Mengetahui tuk ap-apa yang tersembunyi dalam hati ini...
Pinta doa selalu "jadikanlah aku termasuk orang-orang yang beruntung bukan merugi" dimana hidup ini...saat ini sellau lebih baik dari kemaren...
walau masih seperti ini kondisinya..(maaf tuk orang2 yang terdholimi karena ga tahan melihat prosesku...dan gemes ingin menamparku)