Kamis, 30 Oktober 2008

tlisan buat bltin tazkia sbnrnya..." kebangkitan....


dari pada disimpen ....g ada yang baca, mendingan dipublish diweblog..sapa tahu ada yang baca....habisnya asih greget sih....
apalagi, kemaren gara gara kagak ikut aksi sumpah pemuda 28 oktober 2008,uhh....nyesel banget deh....padahal jiwa pemuda ni rasanya menggelora, tuk bangkit ....ya harapan tu masih ada....
Kebangkitan umat cs kebangkitan intelektual muslim
Dalam dekade bulan ini, bangsa Indonesia mungkin merasa berada pada momen pengharapan, entah hanyalah sebuah momentum ataukah terdapat esensi yang sangat ditunggu. Ya...bersitan dalam pikiran mungkin adalah jelang momen hari kebangkitan. Disela waktu yang telah terlewati dengan reformasi, pastinya ada sebuah transformasi 90 derajat dalam keoptimisan untuk sebuah perbaikan. Tidak berbeda jika merasakan diri ini adalah seorang muslim, bukan momentum yang ditunggu untuk sebuah transformasi tapi kesempatan dan kenikmatan waktu yang senantiasa Allah berikan setiap saatnya adalah untuk berbenah menuju kebersamaan dalam kebangkitan umat Islam ini. Allah berfirman ’”Dan masa ( kemenangan atau kehancuran ) itu Kami gilirkan antara manusia (agar mereka mengambil pelajaarn ) Q.S.Al Imron 140” .
Ketika tiap harinya terasa dalam kehancuran sungguh adalah seorang muslim yang berada pada kerugian. Menoleh pada realita, bagaimana kondisi umat muslim di Indonesia sekarang? Ketika ada sebuah ungkapan bahwa kebangkitan Islam bisa berawal dari Indonesia. Namun, sungguh masih berada dalam angan. Tak jauh dari negara islam lain nasibnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia, semuanya hampir masuk dalam ketegori negara tertinggal. Hal ini terlihat dalam laporan UNDP pada tahun 1999, dari 165 negara di dunia, tidak satu pun negara Islam mendekati posisi negara-negara maju bilamana diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia. Negeri-negeri Muslim pun tak luput dari jeratan kemiskinan. Bila garis kemiskinan adalah 2 dolar AS per hari per kapita, maka proporsi penduduk yang miskin Indonesia 52,4 persen, Pakistan 65,6 persen, dan Bangladesh 82,8 persen (Amich Alhumami, “Kemunduran Sains Dunia Islam” Republika, 27 April 2007). Selain itu, penguasaan iptek kaum Muslim sangat rendah. Negara-negara Islam memiliki pakar iptek kurang dari 100 orang/sejuta penduduk. Indonesia, misalnya, hanya 64 orang/sejuta penduduk. Sementara kalangan non-Muslim memiliki rata-rata lebih dari 3000 pakar/sejuta penduduk, bahkan Israel mempunyai 8000 pakar/sejuta penduduk. Semua fakta ini menyadarkan kita bahwa saat ini kita belum menjadi “khairu ummah” sebagaimana yang diisyaratkan QS Ali Imran [3]: 110 ” Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia , menyuruh kepada yang maruf dan mencegah kepada yang mungkar , dan beriman kepada Allah,..” Prinsip kebangkitan umat muncul dengan historinya pada renungan tantangan yang harus senantiasa dihadapi umat Islam. Analisis sejarah dan realita harus senantiasa dibangun untuk mengingat memori kegemilangan Islam tempo dulu. Berakhir pada kesimpulan untuk mengambil hikmah berbagai pelajaran tiap masa dan direalkan dengan mencoba berinteraksi dan mengaplikasiakn berbagai hikmah pelajaran.
Dalam penyiapanya kebangkitan umat pastilah harus berawal dari tiap pribadi muslim sendiri. Dimana kekuatan motivasi akan perubahan diri, titik awal dan permulaan adalah yang paling menentukan. Tanpa terlepas dari saha yang dilakukan, ” Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah yang ada pada diri mereka sendiri .”( Q.S.Ar.Radu 11 ). Dalam praktisnya kebangkitan umat dapat direalkan dengan falsafah Iqra untuk tiap muslim, dimana sesuai dengan Q.S Al alaq:1, adalah perintah membaca. Konteks membaca meluas pada dimensi sosial, politik, lingkungan dan aspek kehidupan lainya. Ketika umat Islam mampu menghasilkan intelektual intelektual muslim, maka dengan proses pembacaan masyarakat akan lebih tersecerdaskan. Lahirnya para ilmuwan besar Islam yang sampai saat ini namanya masih harum seperti Ibnu Sina (Avicenna), Ibnu Rusyd (Averroes), Khawarizmi dan lain-lain, Janganlah meninabobokan kita dalam romantisme masa silam. kejayaan Islam yang berhasil diciptakan oleh para pendahulu kita hendaknya dapat dijadikan pecut untuk mencapai hal; yang sama atau bahkan melebihi mereka agar kebangkitan Islam terwujud saat. Dengan kebangkitan umat lewat para intelektual muslimnya, maka salah satu amanah kita yang sekarang ada pada posisi mahasiswa sebagai seorang pembelajar tingkat tinggi dengan tuntutan yang lebih pula. Perintah membaca layaknya perintah untuk sholat dan ibadah lainya yang secara jelas terdapat dalam Alquran pedoman hidup kita. Jika penyebab kemunduran umat Islam bersumber pada jauhnya dari AlQuran dan Assunah , maka membaca, mengkaji, merenungi dan mengaplikasikan dalam tiap amalan adalah salah satu aspek pembangunan demi kebangkitan umat Islam. Tiada keterbatasan waktu dan ruang untuk pribadi muslim dalam melangkah mengakselerasi dirinya menjadi seorang intelektual muslim yang berakhlakul karimah.Selamat BERJUANG pada tiap aktivitas kita, untuk perjuangan kembali menorehkan sejarah akan bangkinya umat Islam.
Pilar –pilar kebangkitan umat (Yusuf Qardhawi) dan berbagai sumber lain.

Tidak ada komentar: